Oktober 13, 2012

RED


Sebelum keduluan nihaya, sebelum tingkat kegalauan makin akut.
Mari dengar ini kawan-kawan



Loving him is like driving a new Maserati down a dead end street
Faster than the wind
Passionate as sin, ended so suddenly
Loving him is like trying to change your mind
Once you’re already flying through the free fall
Like the colors in autumn
So bright just before they lose it all

Losing him was blue like I’d never known
Missing him was dark grey all alone
Forgetting him was like trying to know somebody you've never met
But loving him was RED
Loving him was RED

Touching him is like realizing all you ever wanted was right there in front of you
Memorizing him was as easy as knowing all the words to your old favorite song
Fighting with him was like trying to solve a crossword and realizing there’s no right answer
Regretting him was like wishing you never found out love could be that strong

Losing him was blue like I’d never known
Missing him was dark grey all alone
Forgetting him was like trying to know somebody you've never met
But loving him was RED
Oh red burning RED

Remembering him comes in flashbacks and echoes
Tell myself it’s time now, gotta let go
But moving on from him is impossible
When I still see it all in my head

Burning red!
Darling it was red!

Oh, losing him was blue like I’d never known
Missing him was dark grey all alone
Forgetting him was like trying to know somebody you've never met
Cause loving him was RED 
yeah yeah red
We're burning red

And that's why he's spinning round in my head
Comes back to me burning red
Yeah yeah

Cause love was like driving a new Maserati down a dead end street



(Disponsori oleh: Taylor Swift & Presentasi Zen)

Oktober 09, 2012

Untuk suatu saat nanti (sept 2012)

Untuk suatu saat nanti,
kamu akan tau.
Untuk suatu saat nanti,
segalanya yang aku telah simpan.
Rasa..
Entah..
Ketika bahagia masih tetap mengetahui segala hal tentang yang ada pada kamu,
setahun kebelakang.
Ketika bangga menjadi salah satu orang yang berada di "belakang"mu.
Menjelma menjadi seuntai doa bersama harapan untuk cita-cita besarmu.
Untuk suatu saat nanti,
semua memang terlihat biasa-biasa saja.
Lain dengan yang disini,
bukan... bukan tersakiti, justru luar biasa puas.
Untuk suatu saat nanti,
ketika kamu datang kembali,
menjadi seorang karib
Percayalah.. rasa ini telah berubah.
Tidak, tidak akan melekat di kamu (lagi)

Untuk saat ini.
kamu hebat.
Ya, hebat.
Atas kerja keras mu,
atas keyakinanmu
Untuk suatu saat nanti,
kamu akan tetap hebat.
Ya, masih hebat.
Atas keberhasilanmu membanggakan keluarga.
Untuk suatu saat nanti,
Aku akan berkata,
"Selamat atas keberhasilanmu, aku turut bahagia, bukan sebagai orang yang pernah (lama) menyayangimu, tapi sebagai teman, sahabat, karib, partner, adik, yang bangga akan semuanya yang telah kamu lakukan dari nol"

Untuk saat ini,
maaf.
Ini hanya sejuta kata, cukup kamu ketahui.
Sudah cukup. Tetaplah menjadi teman cerita dan sahabat yang menyenangkan.

Dan untuk suatu saat nanti,
ketika kamu sudah bahagia
ketika aku sudah bahagia
kita akan putar cerita lama
Sebagai memori berjudul..... "Persahabatan"