aku
mungkin
bukan aku yang dulu
bukan lagi
yang selalu berdua
denganmu
waktu
telah
membawa aku pergi
tetapi
perasaanku
tetap saja
kepadamu
hari baik yang dulu
sudah baik padaku
terima kasih
aku suka.. kamu
itu akan..
selalu...
- Pidi baiq
Future and Past
Februari 10, 2018
November 10, 2017
Rasa
jarak
telah merusak
maka rindu
akan selalu merasuk
teriring rasa
yang disampaikan
lewat doa.
-a3
telah merusak
maka rindu
akan selalu merasuk
teriring rasa
yang disampaikan
lewat doa.
-a3
November 05, 2017
dua tahun ini
Hai
apa kabar?
Anggit ternyata masih sulit menepati janji untuk "curcol" disini lagi.
Kalau ingat, terakhir bilang akan jabarkan satu persatu perubahan hidup dalam 2 tahun ke belakang.
yha. lama dan sudah banyak sekali fase hidup yang saya alami 2 tahun ini.
Tentang bagaimana saya belajar bangkit kembali setelah Papa berpulang
Tentang bagaimana saya menyadari bahwa rezeki tidak bisa didapat secara instant
Tentang bagaimana saya pada akhirnya menjadi perantau
3 hal besar tersebut saya sadari telah banyak merubah diri saya, cara berpikir maupun cara pandang. yang terpenting, cara bertahan hidup maupun menghidupi.
Papa pulang...
ya, sampai saat saya menulis ini, papa sudah genap 2 tahun 2 bulan 15 hari meninggalkan saya, jangan tanya bagaimana rasanya. hancur, lebih hancur lagi hari dimana papa pulang bertepatan dengan sidang proposal, langkah awal saya membanggakannya. tapi saya percaya, papa lihat saya berusaha. papa tidak pergi meninggalkan saya, papa hanya berpulang, kepada Ia yang berhak. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia berpulang untuk meninggalkan segala penyakitnya. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia masih disini, menjaga saya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih merindukannya.
Pemimpin yang "baik"...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 1 tahun 2 bulan bekerja pada sebuah perusahaan korporat, yang namanya sudah tidak asing oleh kebanyakan orang Indonesia. awalnya, tidak mudah bagi saya untuk memilih. tidak mudah bagi saya untuk memutuskan (mungkin sementara) tidak berusaha mewujudkan impian mama saya, menjadi seorang pegawai negeri. tidak mudah bagi saya untuk harus merelakan "keluar jalur" dari latar belakang pendidikan yang saya miliki. ya, saya saat ini berada di perusahaan yang bergerak di industri hiburan. melalui "jalur cepat", saat ini saya menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam suatu cabang (saat ini) di Jawa Timur, Surabaya tepatnya. sejujurnya, makin hari makin berat saja bebannya. makin hari makin banyak saja permasalahan dan tantangannya. Dulu waktu kecil papa pernah bilang "Ade suatu saat nanti pasti bisa menjadi pemimpin yang baik". kalimat itu selalu saya ingat dan saya sadari menjadi suatu pertanda dari papa atas posisi saya sekarang. Dengan mengingat kalimat itu, ketika saya rasa saya harus menyerah saya bisa bangkit lagi. Sampai saat saya menulis ini, saya masih belajar untuk menjadi "baik" seperti yang papa katakan.
Jauh dari Ibukota...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 8 bulan 24 hari meninggalkan Ibu Kota ke suatu Ibu Kota wilayah lain, Jawa Timur, Surabaya tepatnya. Sejak Februari lalu, saya (yang mulanya) dengan terpaksa harus meninggalkan Mama, Keluarga, Pacar, dan Teman-Teman saya di Jakarta. jangan tanya bagaimana rasanya. berat, berat sekali meninggalkan kebiasaan lama dan memulai hidup yang baru. awalnya tidak begitu berat karena saya diberangkatkan bersama 5 rekan saya yang lain. memasuki maret, satu per satu dari mereka harus meninggalkan Surabaya untuk "menjamah" kota lain. Depok, Tegal, Mataram, Pekanbaru, Palembang. itu artinya pula saya harus belajar untuk lebih mandiri dan "mendalami" bagaimana menjadi perantau di kota orang setelah ditinggalkan kelima rekan saya. jangan tanya bagaimana rasanya. sulit, sulit sekali menahan rindu dengan mama, sulit sekali menurunkan tingkat kecemasan saya padanya tiap harinya. sulit, mempertahankan hubungan yang sudah berjalan 4 tahun dan memulainya dengan nama "LDR" dengan drama-dramanya. Kemudahan perlahan mulai datang ketika saya sadari, disini, di kota ini, saya menemukan orang-orang yang dapat menjadi pengganti "keluarga" di Jakarta, saya merasakan ketulusan mereka untuk dapat "menemani" hari-hari saya sampai pada suatu saat nanti saya mungkin saja meninggalkan mereka. Sampai saat saya menulis ini, saya masih bersiap-siap untuk ditinggalkan dan mungkin meninggalkan.
Saya pikir, tulisan saya diatas terlalu singkat untuk membicarakan bagaimana 2 tahun hidup saya berubah. kurang lebihnya mungkin bisa ditanyakan kepada mereka yang saya tinggalkan dan meninggalkan saya. Saya bersyukur, sedari kecil, saya sudah diberi pelajaran olehNya untuk merasakan bagaimana hidup diatas, ditengah, maupun dibawah. Saya semakin bersyukur, ketika saya sadari saya memiliki orang-orang yang mampu menemani saya dengan kelebihan dan kekurangannya.
Buat kamu yang membaca cerita saya diatas, bagaimana hidupmu 2 tahun ini? semoga kamu selalu sehat dan bahagia :)
apa kabar?
Anggit ternyata masih sulit menepati janji untuk "curcol" disini lagi.
Kalau ingat, terakhir bilang akan jabarkan satu persatu perubahan hidup dalam 2 tahun ke belakang.
yha. lama dan sudah banyak sekali fase hidup yang saya alami 2 tahun ini.
Tentang bagaimana saya belajar bangkit kembali setelah Papa berpulang
Tentang bagaimana saya menyadari bahwa rezeki tidak bisa didapat secara instant
Tentang bagaimana saya pada akhirnya menjadi perantau
3 hal besar tersebut saya sadari telah banyak merubah diri saya, cara berpikir maupun cara pandang. yang terpenting, cara bertahan hidup maupun menghidupi.
Papa pulang...
ya, sampai saat saya menulis ini, papa sudah genap 2 tahun 2 bulan 15 hari meninggalkan saya, jangan tanya bagaimana rasanya. hancur, lebih hancur lagi hari dimana papa pulang bertepatan dengan sidang proposal, langkah awal saya membanggakannya. tapi saya percaya, papa lihat saya berusaha. papa tidak pergi meninggalkan saya, papa hanya berpulang, kepada Ia yang berhak. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia berpulang untuk meninggalkan segala penyakitnya. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia masih disini, menjaga saya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih merindukannya.
Pemimpin yang "baik"...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 1 tahun 2 bulan bekerja pada sebuah perusahaan korporat, yang namanya sudah tidak asing oleh kebanyakan orang Indonesia. awalnya, tidak mudah bagi saya untuk memilih. tidak mudah bagi saya untuk memutuskan (mungkin sementara) tidak berusaha mewujudkan impian mama saya, menjadi seorang pegawai negeri. tidak mudah bagi saya untuk harus merelakan "keluar jalur" dari latar belakang pendidikan yang saya miliki. ya, saya saat ini berada di perusahaan yang bergerak di industri hiburan. melalui "jalur cepat", saat ini saya menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam suatu cabang (saat ini) di Jawa Timur, Surabaya tepatnya. sejujurnya, makin hari makin berat saja bebannya. makin hari makin banyak saja permasalahan dan tantangannya. Dulu waktu kecil papa pernah bilang "Ade suatu saat nanti pasti bisa menjadi pemimpin yang baik". kalimat itu selalu saya ingat dan saya sadari menjadi suatu pertanda dari papa atas posisi saya sekarang. Dengan mengingat kalimat itu, ketika saya rasa saya harus menyerah saya bisa bangkit lagi. Sampai saat saya menulis ini, saya masih belajar untuk menjadi "baik" seperti yang papa katakan.
Jauh dari Ibukota...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 8 bulan 24 hari meninggalkan Ibu Kota ke suatu Ibu Kota wilayah lain, Jawa Timur, Surabaya tepatnya. Sejak Februari lalu, saya (yang mulanya) dengan terpaksa harus meninggalkan Mama, Keluarga, Pacar, dan Teman-Teman saya di Jakarta. jangan tanya bagaimana rasanya. berat, berat sekali meninggalkan kebiasaan lama dan memulai hidup yang baru. awalnya tidak begitu berat karena saya diberangkatkan bersama 5 rekan saya yang lain. memasuki maret, satu per satu dari mereka harus meninggalkan Surabaya untuk "menjamah" kota lain. Depok, Tegal, Mataram, Pekanbaru, Palembang. itu artinya pula saya harus belajar untuk lebih mandiri dan "mendalami" bagaimana menjadi perantau di kota orang setelah ditinggalkan kelima rekan saya. jangan tanya bagaimana rasanya. sulit, sulit sekali menahan rindu dengan mama, sulit sekali menurunkan tingkat kecemasan saya padanya tiap harinya. sulit, mempertahankan hubungan yang sudah berjalan 4 tahun dan memulainya dengan nama "LDR" dengan drama-dramanya. Kemudahan perlahan mulai datang ketika saya sadari, disini, di kota ini, saya menemukan orang-orang yang dapat menjadi pengganti "keluarga" di Jakarta, saya merasakan ketulusan mereka untuk dapat "menemani" hari-hari saya sampai pada suatu saat nanti saya mungkin saja meninggalkan mereka. Sampai saat saya menulis ini, saya masih bersiap-siap untuk ditinggalkan dan mungkin meninggalkan.
Saya pikir, tulisan saya diatas terlalu singkat untuk membicarakan bagaimana 2 tahun hidup saya berubah. kurang lebihnya mungkin bisa ditanyakan kepada mereka yang saya tinggalkan dan meninggalkan saya. Saya bersyukur, sedari kecil, saya sudah diberi pelajaran olehNya untuk merasakan bagaimana hidup diatas, ditengah, maupun dibawah. Saya semakin bersyukur, ketika saya sadari saya memiliki orang-orang yang mampu menemani saya dengan kelebihan dan kekurangannya.
Buat kamu yang membaca cerita saya diatas, bagaimana hidupmu 2 tahun ini? semoga kamu selalu sehat dan bahagia :)
Maret 29, 2017
Aku sekarang
Aku sekarang
sudah punya gelar dibelakang namaku
Aku sekarang
sudah menjadi seorang anak yatim
Aku sekarang
sudah tidak memiliki eyang yang biasa membelaku
Aku sekarang
sudah lama tidak datang ke kampus
Aku sekarang
semakin punya banyak teman, bahkan keluarga
Aku sekarang
merindukan ayahku, bahkan juga ibuku
Aku sekarang
hampir 5 tahun menjalin hubungan dengan pacarku
Aku sekarang
makan nasi sehari satu kali
Aku sekarang
sudah bekerja di suatu perusahaan corporate
Aku sekarang
sulit merasakan indahnya weekend dan tanggal merah
Aku sekarang
sudah (sedikit) pandai bersyukur
Aku sekarang
sudah (sedikit) bisa menghargai perasaan orang lain
Aku sekarang
hampir setiap hari berhadapan langsung dengan orang banyak
Aku sekarang
berada di suatu kota, Surabaya
Aku sekarang
ingin pulang ke kotaku, Jakarta
Aku sekarang
berada di kosan
Aku sekarang
malas ke kantor
Aku sekarang
sadar akan sia-sianya mengeluh
Aku sekarang
paham akan beratnya suatu perjuangan
Aku sekarang
mengerti akan perjuangan yang tidak membohongi hasil
Aku sekarang
sudah lama tidak makan bubur ayam dan nasi uduk
Aku sekarang
belum sarapan
Aku sekarang
ingin menulis lagi (?)
Aku sekarang
Jadi tidak pandai menulis
Aku sekarang
Aku sekarang
Aku sekarang..
Hi, sudah 2 tahun ternyata ngga nulis disini. Apa kabar? Aku baik. baik sekali. hanya sedikit rindu dengan kampung halaman. apalagi jika mengingat banyaknya hal terjadi yang aku alami dari terakhir aku menulis disini. tidak hanya yang terjadi dan yang aku alami tapi bagaimana aku ber"proses" menjadi diriku saat ini, Aku sekarang..
Aku akan cerita disini langkah demi langkah. Kalau tidak malas, ya..
sudah punya gelar dibelakang namaku
Aku sekarang
sudah menjadi seorang anak yatim
Aku sekarang
sudah tidak memiliki eyang yang biasa membelaku
Aku sekarang
sudah lama tidak datang ke kampus
Aku sekarang
semakin punya banyak teman, bahkan keluarga
Aku sekarang
merindukan ayahku, bahkan juga ibuku
Aku sekarang
hampir 5 tahun menjalin hubungan dengan pacarku
Aku sekarang
makan nasi sehari satu kali
Aku sekarang
sudah bekerja di suatu perusahaan corporate
Aku sekarang
sulit merasakan indahnya weekend dan tanggal merah
Aku sekarang
sudah (sedikit) pandai bersyukur
Aku sekarang
sudah (sedikit) bisa menghargai perasaan orang lain
Aku sekarang
hampir setiap hari berhadapan langsung dengan orang banyak
Aku sekarang
berada di suatu kota, Surabaya
Aku sekarang
ingin pulang ke kotaku, Jakarta
Aku sekarang
berada di kosan
Aku sekarang
malas ke kantor
Aku sekarang
sadar akan sia-sianya mengeluh
Aku sekarang
paham akan beratnya suatu perjuangan
Aku sekarang
mengerti akan perjuangan yang tidak membohongi hasil
Aku sekarang
sudah lama tidak makan bubur ayam dan nasi uduk
Aku sekarang
belum sarapan
Aku sekarang
ingin menulis lagi (?)
Aku sekarang
Jadi tidak pandai menulis
Aku sekarang
Aku sekarang
Aku sekarang..
Hi, sudah 2 tahun ternyata ngga nulis disini. Apa kabar? Aku baik. baik sekali. hanya sedikit rindu dengan kampung halaman. apalagi jika mengingat banyaknya hal terjadi yang aku alami dari terakhir aku menulis disini. tidak hanya yang terjadi dan yang aku alami tapi bagaimana aku ber"proses" menjadi diriku saat ini, Aku sekarang..
Aku akan cerita disini langkah demi langkah. Kalau tidak malas, ya..
Mei 10, 2015
Doakan aku.
Hai. Sudah lebih dari setengah tahun ya ngga cerita disini. Lebih dari setengah tahun pula banyak banget kejadian yang saya alami. Banyak. Banget. Ternyata Allah masih ngasih kepercayaan ke saya untuk terus belajar bersyukur.
- Februari kemarin, saya memasuki umur baru. 21. Tanggal 1 Februari masih selalu penuh keceriaan, sama seperti tahun lalu. Selama seminggu kedepannya saya juga masih dikasih kebahagiaan sama orang-orang yang sayang sama saya. Terima kasih banyak, Chandra, Wahab, Abas, Nihaya, Karlina, Cici, Yayah, Jenny, Meita, Maul, Jurik, Rete. Untuk waktu dan kesempatannya datang ke rumah, untuk kue dan hadiah-hadiahnya. Terima kasih tak terhingga juga buat Riri & Nurul. Untuk Mama & Papa, juga tak lupa Eyang Ti. Untuk segala kepercayaan dan doa kalian. Semoga Allah selalu melindungi kalian, selalu beri kalian kesehatan dan kebahagiaan. Amin.
- Oia, Anggit udah skripsi sekarang, sudah dapat dosen pembimbing juga. tapi bab 1 juga belum kelar (disaat yang lain sudah siap wisuda) (panjang kalo diceritain disini tentang jurusan yang gangerti apa maunya). Doakan lancar, ya!
- Papa keadaannya menurun semenjak drop dan harus rawat inap bulan maret lalu. Sekarang saya tidur bertiga sama papa & mama. Sekarang jadi shift malam, karena mama shift pagi sampai sore kalo Anggit kuliah atau ada urusan. Kadang senang kalau kami bisa tidur lelap hingga pagi menjelang. Papa udah capek katanya. Tapi bersyukur saya, mama, dan keluarga papa punya kekuatan untuk terus beri semangat ke papa. Papa katanya masih mau liat Anggit wisuda. Masih mau liat Anggit dapet kerja. Katanya papa mau Anggit punya uang banyak biar bisa berangkatin papa & mama haji. Doakan aku, ya!
- Eyang Ti pun begitu. Sudah lansia terkadang ada saja yang ada dipikirannya. Kesehatannya juga menurun. Namun bersyukur, Ia masih semangat. Bersyukur anak-anaknya tidak absen memperhatikannya, cucu-cucunya makin hari makin sayang padanya, dan juga cicit nya yang saat ini menjadi penyemangat dan alasan dia dapat tersenyum pun tertawa lepas. Semoga Allah selalu beri ketenangan hati padanya.
- Mama masih semangat, meskipun saya tau ia kadang rapuh. Entah, apa yang ada dalam dirinya, yang membuat ia begitu tegar, begitu kuat. Semoga segala pengorbanan, segala amal, untuk kesetiaan pada keluarga, untuk keikhlasannya akan dibalas dengan Surga Nya. Semoga mama selalu sehat, dan diberi ketenangan hati dan pikirannya. Amin
- Oia, Chandra juga lagi skripsi sekarang. Dia juga masih selalu nemenin saya, kapanpun. Bersyukur, dia masih selalu menerima segala yang ada dalam diri saya, pun keadaan saya. Meskipun saya tau ini belum tentu selamanya. Tapi saat ini memang dia yang selalu bersedia ada untuk menjadi partner yang luar biasa. Bedanya, sekarang saya sering tidur duluan karena dia lama jawab line akibat main Line Lets Get Rich. Semoga Allah selalu beri dia dan keluarga kesehatan, Semoga segala kebaikannya pada saya dibalas oleh Allah. Amin
Untuk semua yang membaca ini. Doakan aku, ya! Semoga Anggit selalu diberi sehat, selalu diberi ketenangan hati, dan keikhlasan. Doakan agar Anggit terus selalu bersyukur akan apa yang sudah dimiliki. Amiiin.
September 04, 2014
7 AGUSTUS 2014
Hai.
Sudah lama tak kunjungi laman ini.
Aku kembali untuk menceritakan kebahagiaan yang ada pada hari jadi pacarku yang ke 21, tentu saja dengan cerita keseruan persiapannya.
7 Agustus 2014 lalu, Chandra genap berusia 21 tahun. Tahun kali kedua aku menemaninya di hari ulang tahunnya.
Persiapanku memang tidak se"heboh" tahun lalu, aku lebih santai, lebih pasrah, tak tau kenapa. Mungkin saja karena aku sudah tau kenyataan aku akan lebih sulit memberikan kejutannya dibanding tahun lalu yang meskipun malam takbiran itu.
Sulit? iya, terhitung tanggal 4 agustus aku dan teman-teman angkatan sudah menjalani PPL (yang mungkin dikampus lain namanya KKN, magang, PKL(dsb). Aku (entah disengaja atau tidak) bergabung satu kelompok dengan Chandra, juga dengan Falih, Nay, Wahab dan Cici. Iya, tak terasa sudah PPL menuju semester akhir, ya masih menuju, sih... Perasaan, baru kemarin Chandra datang untuk menemaniku saat menjadi panitia PKMJ, sekarang sudah hampir tiap hari aku melihatnya berpakaian rapih dari mulai bulan belum menghilang hingga bulan muncul lagi, ah... bagaimana aku makin tidak ingin kehilangannya......
Aku memutuskan membeli kado yang sama jenisnya dengan tahun lalu, sepatu. Tidak tau kenapa. Aku membelinya bersama orang yang juga menemaniku membeli kado tahun lalu, Nurul dan Riri. Sekalian kami melepas rindu juga buka puasa bersama.
Dengan pertimbangan yang lumayan panjang.Aku memilih sepatu semi-formal dengan tekstur kulit bertali warna abu-abu tua di Pedro-Kota Kasablanka.
Lega rasanya, padahal baru kado saja, sedangkan ku tau masih banyak yang harus dipersiapkan untuk acara "besar" sebulan mendatang.
Keesokan harinya, saat aku sedang berbincang di bbm dengannya, satu kalimat muncul di layar hp ku "Car! aku tau aku mau kado apa!" ku jawab dengan polosnya "apa?" "jaket harrington" ah.... agak kecewa sama diri sendiri, andai saja aku tahan emosi ku untuk sesegera mungkin membeli kado untuknya. Aku tak perlu berdebat panjang dengan sepupuku tentang sepatu mana yang harus kupilih.
Tujuan ku sih ingin Chandra senang dengan apa yang kuberikan untuknya, maka dari itu aku segera searching "Jaket Harrington" di akun instagramku karna aku tau aku akan sulit mencari jaket itu di store.
Setelah itu keadaan kembali seperti sedia kala, aku sedikit mengurungkan niat untuk membeli jaket. Sampai h-satu minggu. Ya, aku belum memikirkan kado yang yaaa bersifat handmade, hmm aku terkesan mulanya tidak ada niatan, terlebih aku tidak cekatan dalam hal tersebut. Tapi entah kenapa aku ingin memberikan sesuatu yang bersifat "menyampaikan pesan ucapan" dari orang terdekat. Keluarga dan teman-teman. Selama seminggu, ku kumpulkan ucapan. (Terima kasih Abang & mbak Citra - Abas Adi Seto Iyo Hasyim Pandu Dega Febri Wahab Falih Nay untuk ucapannya).
H-3. Aku memutuskan untuk membeli jaket. Jaket Harrington warna biiru dongker ku pesan di salah satu online shop.
H-2. The powe of kepepet. Ucapan yang sudah terkumpul aku buat editan ala-kadarnya-semampuku.
H-1. Semua ku usahakan pada hari ini, dari mulai izin ke ibu nya Chandra untuk datang ke rumahnya esok hari, cetak foto, dan beli kue. Abas selalu menjadi yang berjasa, dia yang menemaniku membeli kue di mall bekasi itu. Chocolate fresh cream cake dari Tous Les Jours dan 2 cheese muffin-nya bread talk.Tetapi, kado juga belum kubungku, jaket saja belum tiba.
Oya, Fyi, Chandra sedang dalam keadaan tidak sehat,akhir-akhir itu ia selalu tidur cepat lebih dari biasanya. Termasuk h-semalam hari ulang tahunnya.
Hari rabu itu, entah mengapa ada perasaan "tidak enak" sebut saja sedih dalam benak ku, lagi-lagi entah apa alasannya. Malam itu aku memutuskan untuk tidak menelepon, ya, aku tidak ingin mengganggu waktu istirahatnya. Hanya ucapan dan harapan ku agar hari ulang tahunnya menjadi hari yang baik untuknya. Lalu tidak sengaja terlelap. Chandra membalas pesanku pukul 03.00, mungkin saat itu ia terbangun.
Hari kamis, 7 Agustus 2014 diawali dengan sama seperti biasanya. Chandra menemuiku ditempat biasa untuk melanjutkan perjalanan penuh "rintangan" menuju Hang Jebat.
Jam istirahat, sebelumnya sudah minta tolong dengan teman-teman untuk membantu memberikan kejutan kecil untuk Chandra. Ya, sudah kuduga, gagal. Tidak apa, pun pacarku itu juga terlihat biasa saja. Memang niatku kejutan itu bukan menjadi kejutan utama yang membuatnya senang.
Sepulang kantor, aku memberikan kado (sepatu) dan bingkai berisi foto. Membuka kado bersama, aku lega melihatnya tersenyum kala membuka pemberian dariku. Foto-foto lalu chandra beranjak pulang.
Aku bergegas mandi, bbm ibu chandra, menghubungi teman-teman.... *mulai sibuk*
Lagi-lagi, abas membantuku, aku bersama dengannya menuju harapan baru pukul 19.30, sebelumnya chandra sudah bbm "kamu mau kesini? gausah car, besok kan masuk pagi" disaat aku sedang mempersiapkan segalanya.
Pukul 20,00-an, aku tiba dirumah iyo, sudah ada wahab dan cici juga disana, tak lama nay dan yanda. Langsung saja aku dan yang lain menuju jalan semangka 3 no. 21. Mempersiapkan kue dan... benar feelingku, yang ulang tahun tertidur. Ia bergegas bangun dan meniup lilin huruf happy birthday itu. Lagi, aku senang melihatnya senang.
Aku memberikan kado selanjutnya, hal ini yang (mungkin) membuatnya kaget. Dan lagi-lagi aku senang melihatnya tersenyum ketika membuka bungkus kado dariku. Foto-foto berbincang-bincang dan makan kue & spaghetty yang sudah disiapkan ibu chandra.
Aku memutuskan untuk ke bintara rumah riri, tidak pulang ke rumah, semua sudah kurencanakan sebelumnya...
Alhamdulillah atas semua yang sudah kulakukan untuk 7 Agustus tahun ini.... Alhamdulillah aku sudah diizinkan hadir (lagi) dalam ulang tahun chandra tahun ini. Bersyukur.
Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun yang ke 21, Sayang....
Harapan dan doa yang terbaik sudah kulantunkan hari itu....
I do love you, so much.
Your best partner,
Anggita.
Sudah lama tak kunjungi laman ini.
Aku kembali untuk menceritakan kebahagiaan yang ada pada hari jadi pacarku yang ke 21, tentu saja dengan cerita keseruan persiapannya.
7 Agustus 2014 lalu, Chandra genap berusia 21 tahun. Tahun kali kedua aku menemaninya di hari ulang tahunnya.
Persiapanku memang tidak se"heboh" tahun lalu, aku lebih santai, lebih pasrah, tak tau kenapa. Mungkin saja karena aku sudah tau kenyataan aku akan lebih sulit memberikan kejutannya dibanding tahun lalu yang meskipun malam takbiran itu.
Sulit? iya, terhitung tanggal 4 agustus aku dan teman-teman angkatan sudah menjalani PPL (yang mungkin dikampus lain namanya KKN, magang, PKL(dsb). Aku (entah disengaja atau tidak) bergabung satu kelompok dengan Chandra, juga dengan Falih, Nay, Wahab dan Cici. Iya, tak terasa sudah PPL menuju semester akhir, ya masih menuju, sih... Perasaan, baru kemarin Chandra datang untuk menemaniku saat menjadi panitia PKMJ, sekarang sudah hampir tiap hari aku melihatnya berpakaian rapih dari mulai bulan belum menghilang hingga bulan muncul lagi, ah... bagaimana aku makin tidak ingin kehilangannya......
Aku memutuskan membeli kado yang sama jenisnya dengan tahun lalu, sepatu. Tidak tau kenapa. Aku membelinya bersama orang yang juga menemaniku membeli kado tahun lalu, Nurul dan Riri. Sekalian kami melepas rindu juga buka puasa bersama.
Dengan pertimbangan yang lumayan panjang.Aku memilih sepatu semi-formal dengan tekstur kulit bertali warna abu-abu tua di Pedro-Kota Kasablanka.
Lega rasanya, padahal baru kado saja, sedangkan ku tau masih banyak yang harus dipersiapkan untuk acara "besar" sebulan mendatang.
Keesokan harinya, saat aku sedang berbincang di bbm dengannya, satu kalimat muncul di layar hp ku "Car! aku tau aku mau kado apa!" ku jawab dengan polosnya "apa?" "jaket harrington" ah.... agak kecewa sama diri sendiri, andai saja aku tahan emosi ku untuk sesegera mungkin membeli kado untuknya. Aku tak perlu berdebat panjang dengan sepupuku tentang sepatu mana yang harus kupilih.
Tujuan ku sih ingin Chandra senang dengan apa yang kuberikan untuknya, maka dari itu aku segera searching "Jaket Harrington" di akun instagramku karna aku tau aku akan sulit mencari jaket itu di store.
Setelah itu keadaan kembali seperti sedia kala, aku sedikit mengurungkan niat untuk membeli jaket. Sampai h-satu minggu. Ya, aku belum memikirkan kado yang yaaa bersifat handmade, hmm aku terkesan mulanya tidak ada niatan, terlebih aku tidak cekatan dalam hal tersebut. Tapi entah kenapa aku ingin memberikan sesuatu yang bersifat "menyampaikan pesan ucapan" dari orang terdekat. Keluarga dan teman-teman. Selama seminggu, ku kumpulkan ucapan. (Terima kasih Abang & mbak Citra - Abas Adi Seto Iyo Hasyim Pandu Dega Febri Wahab Falih Nay untuk ucapannya).
H-3. Aku memutuskan untuk membeli jaket. Jaket Harrington warna biiru dongker ku pesan di salah satu online shop.
H-2. The powe of kepepet. Ucapan yang sudah terkumpul aku buat editan ala-kadarnya-semampuku.
H-1. Semua ku usahakan pada hari ini, dari mulai izin ke ibu nya Chandra untuk datang ke rumahnya esok hari, cetak foto, dan beli kue. Abas selalu menjadi yang berjasa, dia yang menemaniku membeli kue di mall bekasi itu. Chocolate fresh cream cake dari Tous Les Jours dan 2 cheese muffin-nya bread talk.Tetapi, kado juga belum kubungku, jaket saja belum tiba.
Oya, Fyi, Chandra sedang dalam keadaan tidak sehat,akhir-akhir itu ia selalu tidur cepat lebih dari biasanya. Termasuk h-semalam hari ulang tahunnya.
Hari rabu itu, entah mengapa ada perasaan "tidak enak" sebut saja sedih dalam benak ku, lagi-lagi entah apa alasannya. Malam itu aku memutuskan untuk tidak menelepon, ya, aku tidak ingin mengganggu waktu istirahatnya. Hanya ucapan dan harapan ku agar hari ulang tahunnya menjadi hari yang baik untuknya. Lalu tidak sengaja terlelap. Chandra membalas pesanku pukul 03.00, mungkin saat itu ia terbangun.
Hari kamis, 7 Agustus 2014 diawali dengan sama seperti biasanya. Chandra menemuiku ditempat biasa untuk melanjutkan perjalanan penuh "rintangan" menuju Hang Jebat.
Jam istirahat, sebelumnya sudah minta tolong dengan teman-teman untuk membantu memberikan kejutan kecil untuk Chandra. Ya, sudah kuduga, gagal. Tidak apa, pun pacarku itu juga terlihat biasa saja. Memang niatku kejutan itu bukan menjadi kejutan utama yang membuatnya senang.
Sepulang kantor, aku memberikan kado (sepatu) dan bingkai berisi foto. Membuka kado bersama, aku lega melihatnya tersenyum kala membuka pemberian dariku. Foto-foto lalu chandra beranjak pulang.
Aku bergegas mandi, bbm ibu chandra, menghubungi teman-teman.... *mulai sibuk*
Lagi-lagi, abas membantuku, aku bersama dengannya menuju harapan baru pukul 19.30, sebelumnya chandra sudah bbm "kamu mau kesini? gausah car, besok kan masuk pagi" disaat aku sedang mempersiapkan segalanya.
Pukul 20,00-an, aku tiba dirumah iyo, sudah ada wahab dan cici juga disana, tak lama nay dan yanda. Langsung saja aku dan yang lain menuju jalan semangka 3 no. 21. Mempersiapkan kue dan... benar feelingku, yang ulang tahun tertidur. Ia bergegas bangun dan meniup lilin huruf happy birthday itu. Lagi, aku senang melihatnya senang.
Aku memberikan kado selanjutnya, hal ini yang (mungkin) membuatnya kaget. Dan lagi-lagi aku senang melihatnya tersenyum ketika membuka bungkus kado dariku. Foto-foto berbincang-bincang dan makan kue & spaghetty yang sudah disiapkan ibu chandra.
Aku memutuskan untuk ke bintara rumah riri, tidak pulang ke rumah, semua sudah kurencanakan sebelumnya...
Alhamdulillah atas semua yang sudah kulakukan untuk 7 Agustus tahun ini.... Alhamdulillah aku sudah diizinkan hadir (lagi) dalam ulang tahun chandra tahun ini. Bersyukur.
Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun yang ke 21, Sayang....
Harapan dan doa yang terbaik sudah kulantunkan hari itu....
I do love you, so much.
Your best partner,
Anggita.
Juni 12, 2014
Salahkan aku
Rasa sakit tertohok datang lagi
untuk mengusik waktu malamku
Lalu, siapa yang harus kusalahkan?
Kamu? Tentu saja tidak.
Teman-teman yang selalu tertawa lepas?
Sudah pasti bukan mereka.
Aku harus salahkan badanku yang tak kunjung mengurus?
Atau..
Salahkan lingkungan kediamanku yang jauh, padat, dan banyak polisi tidur?
Atau...
Oh, mungkin salahkan otak ku yang terkadang lama mencapai garis pemahaman?
Mungkin juga salahkan telingaku yang sering samar menangkap suara?
Bisa juga salahkan sikapku yang terlihat konyol, pandai mencari perhatian?
Ya, itu jawaban nya. Salahkan aku yang berlebihan.
untuk mengusik waktu malamku
Lalu, siapa yang harus kusalahkan?
Kamu? Tentu saja tidak.
Teman-teman yang selalu tertawa lepas?
Sudah pasti bukan mereka.
Aku harus salahkan badanku yang tak kunjung mengurus?
Atau..
Salahkan lingkungan kediamanku yang jauh, padat, dan banyak polisi tidur?
Atau...
Oh, mungkin salahkan otak ku yang terkadang lama mencapai garis pemahaman?
Mungkin juga salahkan telingaku yang sering samar menangkap suara?
Bisa juga salahkan sikapku yang terlihat konyol, pandai mencari perhatian?
Ya, itu jawaban nya. Salahkan aku yang berlebihan.
Langganan:
Postingan (Atom)