Aku sadar,
Dia memang punyaku tetapi bukan berarti dia bukan punya temannya
Dia memang ada untukku, tetapi bukan berarti dia tidak ada untuk aktifitas dan kegemarannya
Sadar, ya, awalnya. Sekarang? Keegoisanku mengalahkan segalanya. Dengan lancang aku menghancurkan waktumu, mengubur keinginan kerasmu, untuk meluapkan canda tawa bersama teman-teman, untuk sejenak melupakan kertas soal simulasi un minggu ini.
Egois kah aku? sangat.
Sederhana jika kamu mendengar alasanku,
"Aku ingin mempunyai waktu denganmu"
Lalu apa 5 bulan ini? Lalu apa komunikasi yang dijalin sangat baik dalam 5 bulan seminggu ini? Lalu apa berbagai pengorbanan yang ada selama 5 bulan 11 hari ini?
Bodoh kah aku? sangat.
Kamu hanya butuh waktu beberapa jam saja untuk kegemaran dan teman-temanmu.
Sekali lagi, aku dan keegoisanku menghancurkannya.
Seperti katamu.. "renungkanlah". Hali itu aku lakukan, kesimpulan dari renunganku:
"Aku memang terlalu menyayangimu"
Sulit sekali aasan ini aku ungkapkan padamu, tapi dengan sadar dan keberanian aku katakan hal itu bersamaan dengan ucapan selamat beristirahat sore tadi, mungkin kamu tidak telalu menghiraukan kalimat itu, tetapi jika kamu membaca ini, kamu pasti mengerti.
Jika kamu butuh alasan, aku akan menjawab:
"Ya, aku terlalu menyayangimu, kamu sudah menjadi 'kebutuhan' setiap harinya, kamu sudah menjadi 'obat' dari segala 'penyakit' yang aku alami, kamu sudah menjadi 'sesuatu' yang paling berarti."
Untuk alasan ke 2, dengan tema "kecemburuan" yang aku punya waktu dekat ini, aku akan menjawab dengan alasan sama:
"Aku terlalu menyayangimu. Kamu akan tetap aku jaga, selama Tuhan mengijinkan. Kamu akan tetap selalu kuusahakn 'bisa tersenyum' hanya karena aku"
2 alasan yang salah? entah. Yang aku tau hanya aku akan tetap mempertahankan alasanku tanpa mau dikalahkan oleh suatu kata "egois" dan "cemburu".
Untuk kamu yang pasti akan membaca ini,
Seribu kata maaf memang tidak akan mengembalikan semua yang telah terjadi
Tetapi seribu kata terima kasih akan terus aku katakan, untukmu dan sifatmu yang hampir mendekati sempurna.
Sekali lagi, maaf untuk keegoisan dan kecemburuan yang entah darimana munculnya.
Terima kasih, untuk kedewasaan, untuk kesabaran dan kebaikkan yang tidak ada batasnya.
Aku (terlalu) menyayangimu, Fa. :'):*({})
Tidak ada komentar:
Posting Komentar