jarak
telah merusak
maka rindu
akan selalu merasuk
teriring rasa
yang disampaikan
lewat doa.
-a3
November 10, 2017
November 05, 2017
dua tahun ini
Hai
apa kabar?
Anggit ternyata masih sulit menepati janji untuk "curcol" disini lagi.
Kalau ingat, terakhir bilang akan jabarkan satu persatu perubahan hidup dalam 2 tahun ke belakang.
yha. lama dan sudah banyak sekali fase hidup yang saya alami 2 tahun ini.
Tentang bagaimana saya belajar bangkit kembali setelah Papa berpulang
Tentang bagaimana saya menyadari bahwa rezeki tidak bisa didapat secara instant
Tentang bagaimana saya pada akhirnya menjadi perantau
3 hal besar tersebut saya sadari telah banyak merubah diri saya, cara berpikir maupun cara pandang. yang terpenting, cara bertahan hidup maupun menghidupi.
Papa pulang...
ya, sampai saat saya menulis ini, papa sudah genap 2 tahun 2 bulan 15 hari meninggalkan saya, jangan tanya bagaimana rasanya. hancur, lebih hancur lagi hari dimana papa pulang bertepatan dengan sidang proposal, langkah awal saya membanggakannya. tapi saya percaya, papa lihat saya berusaha. papa tidak pergi meninggalkan saya, papa hanya berpulang, kepada Ia yang berhak. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia berpulang untuk meninggalkan segala penyakitnya. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia masih disini, menjaga saya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih merindukannya.
Pemimpin yang "baik"...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 1 tahun 2 bulan bekerja pada sebuah perusahaan korporat, yang namanya sudah tidak asing oleh kebanyakan orang Indonesia. awalnya, tidak mudah bagi saya untuk memilih. tidak mudah bagi saya untuk memutuskan (mungkin sementara) tidak berusaha mewujudkan impian mama saya, menjadi seorang pegawai negeri. tidak mudah bagi saya untuk harus merelakan "keluar jalur" dari latar belakang pendidikan yang saya miliki. ya, saya saat ini berada di perusahaan yang bergerak di industri hiburan. melalui "jalur cepat", saat ini saya menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam suatu cabang (saat ini) di Jawa Timur, Surabaya tepatnya. sejujurnya, makin hari makin berat saja bebannya. makin hari makin banyak saja permasalahan dan tantangannya. Dulu waktu kecil papa pernah bilang "Ade suatu saat nanti pasti bisa menjadi pemimpin yang baik". kalimat itu selalu saya ingat dan saya sadari menjadi suatu pertanda dari papa atas posisi saya sekarang. Dengan mengingat kalimat itu, ketika saya rasa saya harus menyerah saya bisa bangkit lagi. Sampai saat saya menulis ini, saya masih belajar untuk menjadi "baik" seperti yang papa katakan.
Jauh dari Ibukota...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 8 bulan 24 hari meninggalkan Ibu Kota ke suatu Ibu Kota wilayah lain, Jawa Timur, Surabaya tepatnya. Sejak Februari lalu, saya (yang mulanya) dengan terpaksa harus meninggalkan Mama, Keluarga, Pacar, dan Teman-Teman saya di Jakarta. jangan tanya bagaimana rasanya. berat, berat sekali meninggalkan kebiasaan lama dan memulai hidup yang baru. awalnya tidak begitu berat karena saya diberangkatkan bersama 5 rekan saya yang lain. memasuki maret, satu per satu dari mereka harus meninggalkan Surabaya untuk "menjamah" kota lain. Depok, Tegal, Mataram, Pekanbaru, Palembang. itu artinya pula saya harus belajar untuk lebih mandiri dan "mendalami" bagaimana menjadi perantau di kota orang setelah ditinggalkan kelima rekan saya. jangan tanya bagaimana rasanya. sulit, sulit sekali menahan rindu dengan mama, sulit sekali menurunkan tingkat kecemasan saya padanya tiap harinya. sulit, mempertahankan hubungan yang sudah berjalan 4 tahun dan memulainya dengan nama "LDR" dengan drama-dramanya. Kemudahan perlahan mulai datang ketika saya sadari, disini, di kota ini, saya menemukan orang-orang yang dapat menjadi pengganti "keluarga" di Jakarta, saya merasakan ketulusan mereka untuk dapat "menemani" hari-hari saya sampai pada suatu saat nanti saya mungkin saja meninggalkan mereka. Sampai saat saya menulis ini, saya masih bersiap-siap untuk ditinggalkan dan mungkin meninggalkan.
Saya pikir, tulisan saya diatas terlalu singkat untuk membicarakan bagaimana 2 tahun hidup saya berubah. kurang lebihnya mungkin bisa ditanyakan kepada mereka yang saya tinggalkan dan meninggalkan saya. Saya bersyukur, sedari kecil, saya sudah diberi pelajaran olehNya untuk merasakan bagaimana hidup diatas, ditengah, maupun dibawah. Saya semakin bersyukur, ketika saya sadari saya memiliki orang-orang yang mampu menemani saya dengan kelebihan dan kekurangannya.
Buat kamu yang membaca cerita saya diatas, bagaimana hidupmu 2 tahun ini? semoga kamu selalu sehat dan bahagia :)
apa kabar?
Anggit ternyata masih sulit menepati janji untuk "curcol" disini lagi.
Kalau ingat, terakhir bilang akan jabarkan satu persatu perubahan hidup dalam 2 tahun ke belakang.
yha. lama dan sudah banyak sekali fase hidup yang saya alami 2 tahun ini.
Tentang bagaimana saya belajar bangkit kembali setelah Papa berpulang
Tentang bagaimana saya menyadari bahwa rezeki tidak bisa didapat secara instant
Tentang bagaimana saya pada akhirnya menjadi perantau
3 hal besar tersebut saya sadari telah banyak merubah diri saya, cara berpikir maupun cara pandang. yang terpenting, cara bertahan hidup maupun menghidupi.
Papa pulang...
ya, sampai saat saya menulis ini, papa sudah genap 2 tahun 2 bulan 15 hari meninggalkan saya, jangan tanya bagaimana rasanya. hancur, lebih hancur lagi hari dimana papa pulang bertepatan dengan sidang proposal, langkah awal saya membanggakannya. tapi saya percaya, papa lihat saya berusaha. papa tidak pergi meninggalkan saya, papa hanya berpulang, kepada Ia yang berhak. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia berpulang untuk meninggalkan segala penyakitnya. papa tidak pergi meninggalkan saya, ia masih disini, menjaga saya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih merindukannya.
Pemimpin yang "baik"...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 1 tahun 2 bulan bekerja pada sebuah perusahaan korporat, yang namanya sudah tidak asing oleh kebanyakan orang Indonesia. awalnya, tidak mudah bagi saya untuk memilih. tidak mudah bagi saya untuk memutuskan (mungkin sementara) tidak berusaha mewujudkan impian mama saya, menjadi seorang pegawai negeri. tidak mudah bagi saya untuk harus merelakan "keluar jalur" dari latar belakang pendidikan yang saya miliki. ya, saya saat ini berada di perusahaan yang bergerak di industri hiburan. melalui "jalur cepat", saat ini saya menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam suatu cabang (saat ini) di Jawa Timur, Surabaya tepatnya. sejujurnya, makin hari makin berat saja bebannya. makin hari makin banyak saja permasalahan dan tantangannya. Dulu waktu kecil papa pernah bilang "Ade suatu saat nanti pasti bisa menjadi pemimpin yang baik". kalimat itu selalu saya ingat dan saya sadari menjadi suatu pertanda dari papa atas posisi saya sekarang. Dengan mengingat kalimat itu, ketika saya rasa saya harus menyerah saya bisa bangkit lagi. Sampai saat saya menulis ini, saya masih belajar untuk menjadi "baik" seperti yang papa katakan.
Jauh dari Ibukota...
ya, sampai saat saya menulis ini, saya sudah genap 8 bulan 24 hari meninggalkan Ibu Kota ke suatu Ibu Kota wilayah lain, Jawa Timur, Surabaya tepatnya. Sejak Februari lalu, saya (yang mulanya) dengan terpaksa harus meninggalkan Mama, Keluarga, Pacar, dan Teman-Teman saya di Jakarta. jangan tanya bagaimana rasanya. berat, berat sekali meninggalkan kebiasaan lama dan memulai hidup yang baru. awalnya tidak begitu berat karena saya diberangkatkan bersama 5 rekan saya yang lain. memasuki maret, satu per satu dari mereka harus meninggalkan Surabaya untuk "menjamah" kota lain. Depok, Tegal, Mataram, Pekanbaru, Palembang. itu artinya pula saya harus belajar untuk lebih mandiri dan "mendalami" bagaimana menjadi perantau di kota orang setelah ditinggalkan kelima rekan saya. jangan tanya bagaimana rasanya. sulit, sulit sekali menahan rindu dengan mama, sulit sekali menurunkan tingkat kecemasan saya padanya tiap harinya. sulit, mempertahankan hubungan yang sudah berjalan 4 tahun dan memulainya dengan nama "LDR" dengan drama-dramanya. Kemudahan perlahan mulai datang ketika saya sadari, disini, di kota ini, saya menemukan orang-orang yang dapat menjadi pengganti "keluarga" di Jakarta, saya merasakan ketulusan mereka untuk dapat "menemani" hari-hari saya sampai pada suatu saat nanti saya mungkin saja meninggalkan mereka. Sampai saat saya menulis ini, saya masih bersiap-siap untuk ditinggalkan dan mungkin meninggalkan.
Saya pikir, tulisan saya diatas terlalu singkat untuk membicarakan bagaimana 2 tahun hidup saya berubah. kurang lebihnya mungkin bisa ditanyakan kepada mereka yang saya tinggalkan dan meninggalkan saya. Saya bersyukur, sedari kecil, saya sudah diberi pelajaran olehNya untuk merasakan bagaimana hidup diatas, ditengah, maupun dibawah. Saya semakin bersyukur, ketika saya sadari saya memiliki orang-orang yang mampu menemani saya dengan kelebihan dan kekurangannya.
Buat kamu yang membaca cerita saya diatas, bagaimana hidupmu 2 tahun ini? semoga kamu selalu sehat dan bahagia :)
Maret 29, 2017
Aku sekarang
Aku sekarang
sudah punya gelar dibelakang namaku
Aku sekarang
sudah menjadi seorang anak yatim
Aku sekarang
sudah tidak memiliki eyang yang biasa membelaku
Aku sekarang
sudah lama tidak datang ke kampus
Aku sekarang
semakin punya banyak teman, bahkan keluarga
Aku sekarang
merindukan ayahku, bahkan juga ibuku
Aku sekarang
hampir 5 tahun menjalin hubungan dengan pacarku
Aku sekarang
makan nasi sehari satu kali
Aku sekarang
sudah bekerja di suatu perusahaan corporate
Aku sekarang
sulit merasakan indahnya weekend dan tanggal merah
Aku sekarang
sudah (sedikit) pandai bersyukur
Aku sekarang
sudah (sedikit) bisa menghargai perasaan orang lain
Aku sekarang
hampir setiap hari berhadapan langsung dengan orang banyak
Aku sekarang
berada di suatu kota, Surabaya
Aku sekarang
ingin pulang ke kotaku, Jakarta
Aku sekarang
berada di kosan
Aku sekarang
malas ke kantor
Aku sekarang
sadar akan sia-sianya mengeluh
Aku sekarang
paham akan beratnya suatu perjuangan
Aku sekarang
mengerti akan perjuangan yang tidak membohongi hasil
Aku sekarang
sudah lama tidak makan bubur ayam dan nasi uduk
Aku sekarang
belum sarapan
Aku sekarang
ingin menulis lagi (?)
Aku sekarang
Jadi tidak pandai menulis
Aku sekarang
Aku sekarang
Aku sekarang..
Hi, sudah 2 tahun ternyata ngga nulis disini. Apa kabar? Aku baik. baik sekali. hanya sedikit rindu dengan kampung halaman. apalagi jika mengingat banyaknya hal terjadi yang aku alami dari terakhir aku menulis disini. tidak hanya yang terjadi dan yang aku alami tapi bagaimana aku ber"proses" menjadi diriku saat ini, Aku sekarang..
Aku akan cerita disini langkah demi langkah. Kalau tidak malas, ya..
sudah punya gelar dibelakang namaku
Aku sekarang
sudah menjadi seorang anak yatim
Aku sekarang
sudah tidak memiliki eyang yang biasa membelaku
Aku sekarang
sudah lama tidak datang ke kampus
Aku sekarang
semakin punya banyak teman, bahkan keluarga
Aku sekarang
merindukan ayahku, bahkan juga ibuku
Aku sekarang
hampir 5 tahun menjalin hubungan dengan pacarku
Aku sekarang
makan nasi sehari satu kali
Aku sekarang
sudah bekerja di suatu perusahaan corporate
Aku sekarang
sulit merasakan indahnya weekend dan tanggal merah
Aku sekarang
sudah (sedikit) pandai bersyukur
Aku sekarang
sudah (sedikit) bisa menghargai perasaan orang lain
Aku sekarang
hampir setiap hari berhadapan langsung dengan orang banyak
Aku sekarang
berada di suatu kota, Surabaya
Aku sekarang
ingin pulang ke kotaku, Jakarta
Aku sekarang
berada di kosan
Aku sekarang
malas ke kantor
Aku sekarang
sadar akan sia-sianya mengeluh
Aku sekarang
paham akan beratnya suatu perjuangan
Aku sekarang
mengerti akan perjuangan yang tidak membohongi hasil
Aku sekarang
sudah lama tidak makan bubur ayam dan nasi uduk
Aku sekarang
belum sarapan
Aku sekarang
ingin menulis lagi (?)
Aku sekarang
Jadi tidak pandai menulis
Aku sekarang
Aku sekarang
Aku sekarang..
Hi, sudah 2 tahun ternyata ngga nulis disini. Apa kabar? Aku baik. baik sekali. hanya sedikit rindu dengan kampung halaman. apalagi jika mengingat banyaknya hal terjadi yang aku alami dari terakhir aku menulis disini. tidak hanya yang terjadi dan yang aku alami tapi bagaimana aku ber"proses" menjadi diriku saat ini, Aku sekarang..
Aku akan cerita disini langkah demi langkah. Kalau tidak malas, ya..
Langganan:
Postingan (Atom)