Hai.
Sudah lama tak kunjungi laman ini.
Aku kembali untuk menceritakan kebahagiaan yang ada pada hari jadi pacarku yang ke 21, tentu saja dengan cerita keseruan persiapannya.
7 Agustus 2014 lalu, Chandra genap berusia 21 tahun. Tahun kali kedua aku menemaninya di hari ulang tahunnya.
Persiapanku memang tidak se"heboh" tahun lalu, aku lebih santai, lebih pasrah, tak tau kenapa. Mungkin saja karena aku sudah tau kenyataan aku akan lebih sulit memberikan kejutannya dibanding tahun lalu yang meskipun malam takbiran itu.
Sulit? iya, terhitung tanggal 4 agustus aku dan teman-teman angkatan sudah menjalani PPL (yang mungkin dikampus lain namanya KKN, magang, PKL(dsb). Aku (entah disengaja atau tidak) bergabung satu kelompok dengan Chandra, juga dengan Falih, Nay, Wahab dan Cici. Iya, tak terasa sudah PPL menuju semester akhir, ya masih menuju, sih... Perasaan, baru kemarin Chandra datang untuk menemaniku saat menjadi panitia PKMJ, sekarang sudah hampir tiap hari aku melihatnya berpakaian rapih dari mulai bulan belum menghilang hingga bulan muncul lagi, ah... bagaimana aku makin tidak ingin kehilangannya......
Aku memutuskan membeli kado yang sama jenisnya dengan tahun lalu, sepatu. Tidak tau kenapa. Aku membelinya bersama orang yang juga menemaniku membeli kado tahun lalu, Nurul dan Riri. Sekalian kami melepas rindu juga buka puasa bersama.
Dengan pertimbangan yang lumayan panjang.Aku memilih sepatu semi-formal dengan tekstur kulit bertali warna abu-abu tua di Pedro-Kota Kasablanka.
Lega rasanya, padahal baru kado saja, sedangkan ku tau masih banyak yang harus dipersiapkan untuk acara "besar" sebulan mendatang.
Keesokan harinya, saat aku sedang berbincang di bbm dengannya, satu kalimat muncul di layar hp ku "Car! aku tau aku mau kado apa!" ku jawab dengan polosnya "apa?" "jaket harrington" ah.... agak kecewa sama diri sendiri, andai saja aku tahan emosi ku untuk sesegera mungkin membeli kado untuknya. Aku tak perlu berdebat panjang dengan sepupuku tentang sepatu mana yang harus kupilih.
Tujuan ku sih ingin Chandra senang dengan apa yang kuberikan untuknya, maka dari itu aku segera searching "Jaket Harrington" di akun instagramku karna aku tau aku akan sulit mencari jaket itu di store.
Setelah itu keadaan kembali seperti sedia kala, aku sedikit mengurungkan niat untuk membeli jaket. Sampai h-satu minggu. Ya, aku belum memikirkan kado yang yaaa bersifat handmade, hmm aku terkesan mulanya tidak ada niatan, terlebih aku tidak cekatan dalam hal tersebut. Tapi entah kenapa aku ingin memberikan sesuatu yang bersifat "menyampaikan pesan ucapan" dari orang terdekat. Keluarga dan teman-teman. Selama seminggu, ku kumpulkan ucapan. (Terima kasih Abang & mbak Citra - Abas Adi Seto Iyo Hasyim Pandu Dega Febri Wahab Falih Nay untuk ucapannya).
H-3. Aku memutuskan untuk membeli jaket. Jaket Harrington warna biiru dongker ku pesan di salah satu online shop.
H-2. The powe of kepepet. Ucapan yang sudah terkumpul aku buat editan ala-kadarnya-semampuku.
H-1. Semua ku usahakan pada hari ini, dari mulai izin ke ibu nya Chandra untuk datang ke rumahnya esok hari, cetak foto, dan beli kue. Abas selalu menjadi yang berjasa, dia yang menemaniku membeli kue di mall bekasi itu. Chocolate fresh cream cake dari Tous Les Jours dan 2 cheese muffin-nya bread talk.Tetapi, kado juga belum kubungku, jaket saja belum tiba.
Oya, Fyi, Chandra sedang dalam keadaan tidak sehat,akhir-akhir itu ia selalu tidur cepat lebih dari biasanya. Termasuk h-semalam hari ulang tahunnya.
Hari rabu itu, entah mengapa ada perasaan "tidak enak" sebut saja sedih dalam benak ku, lagi-lagi entah apa alasannya. Malam itu aku memutuskan untuk tidak menelepon, ya, aku tidak ingin mengganggu waktu istirahatnya. Hanya ucapan dan harapan ku agar hari ulang tahunnya menjadi hari yang baik untuknya. Lalu tidak sengaja terlelap. Chandra membalas pesanku pukul 03.00, mungkin saat itu ia terbangun.
Hari kamis, 7 Agustus 2014 diawali dengan sama seperti biasanya. Chandra menemuiku ditempat biasa untuk melanjutkan perjalanan penuh "rintangan" menuju Hang Jebat.
Jam istirahat, sebelumnya sudah minta tolong dengan teman-teman untuk membantu memberikan kejutan kecil untuk Chandra. Ya, sudah kuduga, gagal. Tidak apa, pun pacarku itu juga terlihat biasa saja. Memang niatku kejutan itu bukan menjadi kejutan utama yang membuatnya senang.
Sepulang kantor, aku memberikan kado (sepatu) dan bingkai berisi foto. Membuka kado bersama, aku lega melihatnya tersenyum kala membuka pemberian dariku. Foto-foto lalu chandra beranjak pulang.
Aku bergegas mandi, bbm ibu chandra, menghubungi teman-teman.... *mulai sibuk*
Lagi-lagi, abas membantuku, aku bersama dengannya menuju harapan baru pukul 19.30, sebelumnya chandra sudah bbm "kamu mau kesini? gausah car, besok kan masuk pagi" disaat aku sedang mempersiapkan segalanya.
Pukul 20,00-an, aku tiba dirumah iyo, sudah ada wahab dan cici juga disana, tak lama nay dan yanda. Langsung saja aku dan yang lain menuju jalan semangka 3 no. 21. Mempersiapkan kue dan... benar feelingku, yang ulang tahun tertidur. Ia bergegas bangun dan meniup lilin huruf happy birthday itu. Lagi, aku senang melihatnya senang.
Aku memberikan kado selanjutnya, hal ini yang (mungkin) membuatnya kaget. Dan lagi-lagi aku senang melihatnya tersenyum ketika membuka bungkus kado dariku. Foto-foto berbincang-bincang dan makan kue & spaghetty yang sudah disiapkan ibu chandra.
Aku memutuskan untuk ke bintara rumah riri, tidak pulang ke rumah, semua sudah kurencanakan sebelumnya...
Alhamdulillah atas semua yang sudah kulakukan untuk 7 Agustus tahun ini.... Alhamdulillah aku sudah diizinkan hadir (lagi) dalam ulang tahun chandra tahun ini. Bersyukur.
Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun yang ke 21, Sayang....
Harapan dan doa yang terbaik sudah kulantunkan hari itu....
I do love you, so much.
Your best partner,
Anggita.
September 04, 2014
Juni 12, 2014
Salahkan aku
Rasa sakit tertohok datang lagi
untuk mengusik waktu malamku
Lalu, siapa yang harus kusalahkan?
Kamu? Tentu saja tidak.
Teman-teman yang selalu tertawa lepas?
Sudah pasti bukan mereka.
Aku harus salahkan badanku yang tak kunjung mengurus?
Atau..
Salahkan lingkungan kediamanku yang jauh, padat, dan banyak polisi tidur?
Atau...
Oh, mungkin salahkan otak ku yang terkadang lama mencapai garis pemahaman?
Mungkin juga salahkan telingaku yang sering samar menangkap suara?
Bisa juga salahkan sikapku yang terlihat konyol, pandai mencari perhatian?
Ya, itu jawaban nya. Salahkan aku yang berlebihan.
untuk mengusik waktu malamku
Lalu, siapa yang harus kusalahkan?
Kamu? Tentu saja tidak.
Teman-teman yang selalu tertawa lepas?
Sudah pasti bukan mereka.
Aku harus salahkan badanku yang tak kunjung mengurus?
Atau..
Salahkan lingkungan kediamanku yang jauh, padat, dan banyak polisi tidur?
Atau...
Oh, mungkin salahkan otak ku yang terkadang lama mencapai garis pemahaman?
Mungkin juga salahkan telingaku yang sering samar menangkap suara?
Bisa juga salahkan sikapku yang terlihat konyol, pandai mencari perhatian?
Ya, itu jawaban nya. Salahkan aku yang berlebihan.
Juni 11, 2014
April 24, 2014
pada-masa-nya.
"Mungkin hari ini kamu menerima apa adanya, kelak kamu akan berusaha menerima tidak adanya."
Kelak sudah tiba. Tiba masa nya. Sedang masa nya.
Masa dimana kamu berusaha menerima tidak adanya.
Masa dimana kamu berangan yang seharusnya.
Masa dimana kamu impikan lebih baiknya.
dan.. Masa dimana kamu berjuang untuk menepisnya.
"Mungkin hari ini kamu dimasa berusaha menerima tidak adanya, kelak kamu akan temui alasan segalanya"
Kelak sudah tiba. Tiba masa nya. Sedang masa nya.
Masa dimana kamu berusaha menerima tidak adanya.
Masa dimana kamu berangan yang seharusnya.
Masa dimana kamu impikan lebih baiknya.
dan.. Masa dimana kamu berjuang untuk menepisnya.
"Mungkin hari ini kamu dimasa berusaha menerima tidak adanya, kelak kamu akan temui alasan segalanya"
Maret 19, 2014
Rasa Syukur di Bulan Februari
Sudah pertengahan bulan maret. AH... lagi dan lagi banyak yang seharusnya kuceritakan di laman ini.. Dan, terlewat.
Hai para penikmat tulisan, mungkin sebagian tau aku sangat menanti bulan Februari. Hari pertama di Februari.
Syukur tak henti dihari itu. Tepat jam 12 malam, orang yang sama dengan tahun lalu menjadi pemberi ucapan pertama, "selamat ulang tahun, sayang" begitu katanya dalam telefon. Walaupun dia belum mengungkapkan harapan-harapannya untukku, tapi aku yakin sudah banyak doa yang dia lantunkan untukku malam itu. Begitu pula dengan ibu, yang terbangun kala aku masih terjaga, "happy birthday, anakku" begitu kata personal message nya di bbm. Tanpa beri ucapan langsung, ku tetap tau sebelum melanjutkan tidurnya, ia sudah memanjatkan doanya khusus untuk putri tunggalnya yang genap kepala dua hari itu. Dalam hitungan menit saja, 2 orang terpenting sudah dapat kujadikan alasan mengapa aku wajib memulai ucap syukur. Saat pagi menjelang, 2 hartaku yang paling berharga, ayah dan eyang juga beri ucap ditambah ciuman hangat di pipi. Kami penghuni rumah sudah siap, menyambut para anak-anak yang tinggal di sekitar rumahku, untuk sekadar membagi kebahagiaan melalui masakan ibu dan sekadar rezeki yang kudapat, acara ditambah hikmat dengan doa. Saat menjelang sore, syukur yang kuucapkan makin bertumpuk dengan hadirnya kerabat kuliah dan SMA
Jenny Meita Resti Luis Dhavin Laras Maul. Terima kasih sudah menyempatkan datang.
Dan kalian, Nihaya & Karlina, tidak absen dengan pemberian unik ditambah pula surat dan selimut winnie the poohnya. Juga yanda yang turut meramaikan
Kalian, Falih Wahab Abas. Personil kurang lengkap, tapi perwakilan saja sudah cukup buatku tersenyum tak henti.
Dan, lagi lagi kamu. Terima kasih Chandra. Untuk segala usaha dan pemberiannya. Benda yang akan selalu berada di tangan kiriku ketika berpergian akan selalu ingatkanku tentang waktu yang tidak akan pernah bisa berulang. Untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik. Terima kasih banyak.
Sekali lagi, ucupku tak henti hingga hari berganti.
Hai para penikmat tulisan, mungkin sebagian tau aku sangat menanti bulan Februari. Tidak hanya hari pertama, tetapi segala hari yang ada di bulan itu selalu beriku mindset baik.
Tapi... tidak untuk tahun ini. Tidak sampai seminggu setelah hariku, papa harus terbaring di rumah sakit.
2 hari disana, berangsur baik tapi tidak untuk seterusnya. Papa terbaring lemah, setiap hari ada saja yang berkurang, hingga selang harus menempel dihidung dan mulutnya, sampai dokter berkata "ICU" meskipun nyatanya hal tersebut dibatalkan. Aku terpuruk, entah berapa cc air mata yang sudah jatuh dirumah sakit, dirumah, kampus, jalan. Hariku kuisi dengan diam, termenung, menangis, kadar makan yang sedikit. Doaku tak henti, rasa takut pun tak kunjung henti. Mama yang ah... dia wanita terhebat kataku. Aku merasa gagal, ketakutanku membuatku egois dan tidak bisa menguatkannya. Syukur, aku memiliki orang yang tidak absen menemaniku, tidak bosan menyerahkan pundaknya, tidak lupa selalu ingatkanku untuk doa sholat zikir baca qur'an, tidak mengeluh padahal aku tau tubuhnya lelah untuk menghabiskan waktunya dijalan harapan baru-rawamangun-pondok gede-jatiwaringin-harapan baru, tidak mengeluh atas kewajiban lain yang harus ia kerjakan di rumah, peluknya selalu buatku tenang kala itu. Belum lagi partner yang tak henti bertanya kabar papa, mama dan aku, yang selalu ada 24 jam, belum lagi bawaan bekal untukku tanda peringatan aku harus tetap jaga kesehatan. Teman-teman yang selalu tetap menceriakan hariku. Syukur....
Syukur teramat kupanjatkan ketika papa berhasil melawan masa kritisnya, masa dimana jari jemari membiru, dimana tubuhnya sudah mendingin, selang menempel, mama dan chandra melantunkan ayat suci dikedua telinganya dan papa... mampu melewatinya. Tidak hanya mama, papaku juga hebat :')
Segalanya yang terjadi sekejap itu pun buat aku tidak henti ucap syukur di bulan februari....
Terima kasih, kalian.
Terima kasih, Allah.
Syukur tak henti dihari itu. Tepat jam 12 malam, orang yang sama dengan tahun lalu menjadi pemberi ucapan pertama, "selamat ulang tahun, sayang" begitu katanya dalam telefon. Walaupun dia belum mengungkapkan harapan-harapannya untukku, tapi aku yakin sudah banyak doa yang dia lantunkan untukku malam itu. Begitu pula dengan ibu, yang terbangun kala aku masih terjaga, "happy birthday, anakku" begitu kata personal message nya di bbm. Tanpa beri ucapan langsung, ku tetap tau sebelum melanjutkan tidurnya, ia sudah memanjatkan doanya khusus untuk putri tunggalnya yang genap kepala dua hari itu. Dalam hitungan menit saja, 2 orang terpenting sudah dapat kujadikan alasan mengapa aku wajib memulai ucap syukur. Saat pagi menjelang, 2 hartaku yang paling berharga, ayah dan eyang juga beri ucap ditambah ciuman hangat di pipi. Kami penghuni rumah sudah siap, menyambut para anak-anak yang tinggal di sekitar rumahku, untuk sekadar membagi kebahagiaan melalui masakan ibu dan sekadar rezeki yang kudapat, acara ditambah hikmat dengan doa. Saat menjelang sore, syukur yang kuucapkan makin bertumpuk dengan hadirnya kerabat kuliah dan SMA
Jenny Meita Resti Luis Dhavin Laras Maul. Terima kasih sudah menyempatkan datang.
Dan kalian, Nihaya & Karlina, tidak absen dengan pemberian unik ditambah pula surat dan selimut winnie the poohnya. Juga yanda yang turut meramaikan
Kalian, Falih Wahab Abas. Personil kurang lengkap, tapi perwakilan saja sudah cukup buatku tersenyum tak henti.
Dan, lagi lagi kamu. Terima kasih Chandra. Untuk segala usaha dan pemberiannya. Benda yang akan selalu berada di tangan kiriku ketika berpergian akan selalu ingatkanku tentang waktu yang tidak akan pernah bisa berulang. Untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik. Terima kasih banyak.
Sekali lagi, ucupku tak henti hingga hari berganti.
Hai para penikmat tulisan, mungkin sebagian tau aku sangat menanti bulan Februari. Tidak hanya hari pertama, tetapi segala hari yang ada di bulan itu selalu beriku mindset baik.
Tapi... tidak untuk tahun ini. Tidak sampai seminggu setelah hariku, papa harus terbaring di rumah sakit.
2 hari disana, berangsur baik tapi tidak untuk seterusnya. Papa terbaring lemah, setiap hari ada saja yang berkurang, hingga selang harus menempel dihidung dan mulutnya, sampai dokter berkata "ICU" meskipun nyatanya hal tersebut dibatalkan. Aku terpuruk, entah berapa cc air mata yang sudah jatuh dirumah sakit, dirumah, kampus, jalan. Hariku kuisi dengan diam, termenung, menangis, kadar makan yang sedikit. Doaku tak henti, rasa takut pun tak kunjung henti. Mama yang ah... dia wanita terhebat kataku. Aku merasa gagal, ketakutanku membuatku egois dan tidak bisa menguatkannya. Syukur, aku memiliki orang yang tidak absen menemaniku, tidak bosan menyerahkan pundaknya, tidak lupa selalu ingatkanku untuk doa sholat zikir baca qur'an, tidak mengeluh padahal aku tau tubuhnya lelah untuk menghabiskan waktunya dijalan harapan baru-rawamangun-pondok gede-jatiwaringin-harapan baru, tidak mengeluh atas kewajiban lain yang harus ia kerjakan di rumah, peluknya selalu buatku tenang kala itu. Belum lagi partner yang tak henti bertanya kabar papa, mama dan aku, yang selalu ada 24 jam, belum lagi bawaan bekal untukku tanda peringatan aku harus tetap jaga kesehatan. Teman-teman yang selalu tetap menceriakan hariku. Syukur....
Syukur teramat kupanjatkan ketika papa berhasil melawan masa kritisnya, masa dimana jari jemari membiru, dimana tubuhnya sudah mendingin, selang menempel, mama dan chandra melantunkan ayat suci dikedua telinganya dan papa... mampu melewatinya. Tidak hanya mama, papaku juga hebat :')
Segalanya yang terjadi sekejap itu pun buat aku tidak henti ucap syukur di bulan februari....
Terima kasih, kalian.
Terima kasih, Allah.
Maret 17, 2014
Bila
"Bila ku lelah tetaplah disini
jangan tinggalkan aku sendiri,
Bila ku marah biarkan ku bersandar
jangan kau pergi untuk menghindar"
jangan tinggalkan aku sendiri,
Bila ku marah biarkan ku bersandar
jangan kau pergi untuk menghindar"
Januari 06, 2014
Hai,
Hai, namaku Anggita.
Soal percintaan, aku memang lemah.
Dulu, kata beberapa teman SMA ku aku penyabar sekali bahkan bisa terlihat bodoh.
Sekarang, kata mata teman kuliah aku terlihat egois..
Pada saat masa pendekatan aku melihat pacarku seperti orang yang emosional, tertutup. Itu yang mulanya membuatku ragu.
Berbanding terbalik denganku yang memainkan emosiku sendiri tanpaku perlihatkan, terbuka kepada orang yang ku percaya, bahkan terkesan berlebihan jika menyatakan suatu hal.
Beberapa hal yang perlu diketahui adalah;
1. aku pencemburu. berbeda dengan temanku yang tidak percaya dengan hal ini, tapi malah aku tanamkan sifat itu, tidak pernah dengan benda, keluarga atau temanteman sejenis, tetapi wanita, sekalipun temanku. Silahkan cibir aku sepuasnya.
2. aku berlebihan. dalam hal berfikir bertindak berucap. Bercandaku terkesan serius, seriusku terkesan bercanda. Emosipun berlehbihan meski ku tahan sendiri. Aku cengeng, suka sekali menangis bila hatiku sedikit saja "disentuh"
3. aku manja, jujur, manja yang kumaksud bukan soal minta antar jemput atau minta disuapin atau minta dibawain tas atau minta dihapuskan air mata ketika menangis, persetan untuk itu semua. Aku manja untuk mencari perhatian dari pacarku. Bukan, bukan berarti pacarku kurang memberi perhatian, justru sebaliknya, Aku seperti memiliki siasat untuk memperbanyak waktuku dengannya melalui cara itu. Jika kalian tau, aku seringkali berkata padanya hal yang sebetulnya tidak aku rasakan. "Aku lagi kepengen makan baso deh" itu ku katakan hanya karena ingin menghabiskan waktu sore ku dengannya, bukan benar-benar ingin makan baso. Silahkan katakan aku wanita yang tidak bersyukur.
4. aku egois, 3 point diatas jika digabungkan akan menghasilkan point ke 4 ini.Jika dilihat lebih dalam, aku lah yang selalu egis, aku mementingkan kemauan diriku sendiri tanpa memikiran kondisi, waktu, dan kesehatan pacarku. Out of control.
Perlu diketahui juga, pacarku sudah berubah ketika awal kami bersama. Pacarku sudah mampu mengontrol emosinya, dia juga sudah sedikit terbuka padaku. Parahnya, dia selalu mengatakan "iya" tentang keegoisanku, kemanjaanku. Mengapa parah? Iya, pacarku sama saja menghalalkan dosa yang sudah kuperbuat. Dalam paragraf ini aku sembari mengingat apa yang pernah ia katakan "Mungkin di otakku yg ada sekarang hanya memikirkan gimana caranya buat kamu bahagia dan selalu mengabulkan permintaan kamu yang kamu mau dan inginkan". Sungguh, kalimat yang selalu menamparku ketika aku sadar akan sifatku.
Seharusnya aku tau dan paham. Puncaknya, pacarku (mungkin) lelah akan kemanjaan palsuku, sampai-sampai dia tidak bisa membedakan, sampai dia memiliki persepsi lain, memang salah ku.Dan cuma aku yang harus mengubahnya.
Segitu saja tentang aku dan keegoisanku..
Semoga pacarku selalu memaafkan..
Semoga aku satu-satu nya wanita yang se-egois-itu.
Silahkan berfikir apapun tentang aku,
jangan lupa berdoa untuk aku dapat mengubah segalanya itu.
Amin..
Soal percintaan, aku memang lemah.
Dulu, kata beberapa teman SMA ku aku penyabar sekali bahkan bisa terlihat bodoh.
Sekarang, kata mata teman kuliah aku terlihat egois..
Pada saat masa pendekatan aku melihat pacarku seperti orang yang emosional, tertutup. Itu yang mulanya membuatku ragu.
Berbanding terbalik denganku yang memainkan emosiku sendiri tanpaku perlihatkan, terbuka kepada orang yang ku percaya, bahkan terkesan berlebihan jika menyatakan suatu hal.
Beberapa hal yang perlu diketahui adalah;
1. aku pencemburu. berbeda dengan temanku yang tidak percaya dengan hal ini, tapi malah aku tanamkan sifat itu, tidak pernah dengan benda, keluarga atau temanteman sejenis, tetapi wanita, sekalipun temanku. Silahkan cibir aku sepuasnya.
2. aku berlebihan. dalam hal berfikir bertindak berucap. Bercandaku terkesan serius, seriusku terkesan bercanda. Emosipun berlehbihan meski ku tahan sendiri. Aku cengeng, suka sekali menangis bila hatiku sedikit saja "disentuh"
3. aku manja, jujur, manja yang kumaksud bukan soal minta antar jemput atau minta disuapin atau minta dibawain tas atau minta dihapuskan air mata ketika menangis, persetan untuk itu semua. Aku manja untuk mencari perhatian dari pacarku. Bukan, bukan berarti pacarku kurang memberi perhatian, justru sebaliknya, Aku seperti memiliki siasat untuk memperbanyak waktuku dengannya melalui cara itu. Jika kalian tau, aku seringkali berkata padanya hal yang sebetulnya tidak aku rasakan. "Aku lagi kepengen makan baso deh" itu ku katakan hanya karena ingin menghabiskan waktu sore ku dengannya, bukan benar-benar ingin makan baso. Silahkan katakan aku wanita yang tidak bersyukur.
4. aku egois, 3 point diatas jika digabungkan akan menghasilkan point ke 4 ini.Jika dilihat lebih dalam, aku lah yang selalu egis, aku mementingkan kemauan diriku sendiri tanpa memikiran kondisi, waktu, dan kesehatan pacarku. Out of control.
Perlu diketahui juga, pacarku sudah berubah ketika awal kami bersama. Pacarku sudah mampu mengontrol emosinya, dia juga sudah sedikit terbuka padaku. Parahnya, dia selalu mengatakan "iya" tentang keegoisanku, kemanjaanku. Mengapa parah? Iya, pacarku sama saja menghalalkan dosa yang sudah kuperbuat. Dalam paragraf ini aku sembari mengingat apa yang pernah ia katakan "Mungkin di otakku yg ada sekarang hanya memikirkan gimana caranya buat kamu bahagia dan selalu mengabulkan permintaan kamu yang kamu mau dan inginkan". Sungguh, kalimat yang selalu menamparku ketika aku sadar akan sifatku.
Seharusnya aku tau dan paham. Puncaknya, pacarku (mungkin) lelah akan kemanjaan palsuku, sampai-sampai dia tidak bisa membedakan, sampai dia memiliki persepsi lain, memang salah ku.Dan cuma aku yang harus mengubahnya.
Segitu saja tentang aku dan keegoisanku..
Semoga pacarku selalu memaafkan..
Semoga aku satu-satu nya wanita yang se-egois-itu.
Silahkan berfikir apapun tentang aku,
jangan lupa berdoa untuk aku dapat mengubah segalanya itu.
Amin..
Januari 01, 2014
Terima kasih, 2013
2014. Selamat tahun baru untuk kalian yang selalu bersyukur akan karuniaNya.
Biarkan aku menekan tombol rewind pada tape recorder kehidupanku dalam 2013..
Terima kasih Januari, atas kesempatan baik bersama orang terbaik di "rumah" terbaik
Terima kasih Februari, untuk selalu menjadi bulan terbaik dalam setahun
Terima kasih Maret, atas keberanian untuk maju satu langkah
Terima kasih April, untuk cobaan yang menjadi pengalaman terbaik dalam hidup
Terima kasih Mei, atas segala pengorbanan yang dilakukan
Terima kasih Juni, untuk pertengahan tahun yang pantas diperjuangkan
Terima kasih Juli, atas berkah ramadhan yang tiada putusnya
Terima kasih Agustus, atas bulan penuh cinta dari orang terdekat
Terima kasih September, untuk seluruh semangat yang terkumpul
Terima kasih Oktober, untuk semua hasil dari kerja keras dan rasa cinta
Terima kasih November, untuk selalu bersabar menjadi bulan penuh keluhan
Terima kasih Desember, atas pelajaran akhir tahun yang menghasilkan syukur
Terima kasih, keluarga kecil
Terima kasih, sahabat
Terima kasih, lingkup kampus
Terima kasih, Seulanga
Terima kasih, Chandra
Terima kasih, tidak lupa, selalu, Allah..
Langganan:
Postingan (Atom)